Budayadan Hasil Alat yang dihasilkan Semakin lama, pola bercocok tanam dan beternak semakin berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-umbian menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas yang semakin efektif dan efisien. Mereka mulai memperhalus peralatan mereka.

- Masa bercocok tanam disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan manusia praaksara. Perubahan besar dan sangat pesat salah satunya terjadi pada bidang kesenian. Lantas, bagaimana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam?Baca juga Bagaimana Bentuk Sistem Kepercayaan pada Masa Bercocok Tanam? Seni suara dan seni tari Kesenian dikenal oleh masyarakat praaksara sejak zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Saat itu, mulai berkembang seni lukis, yang dibuktikan dengan temuan lukisan-lukisan di dinding gua tempat manusia purba tinggal. Pada masa berikutnya, yakni masa bercocok tanam, kesenian mengalami perkembangan pesat dan tidak lagi terbatas pada seni lukis. Pada masa bercocok tanam, manusia mulai hidup menetap dan mampu mengolah lahan pertanian. Oleh karena kehidupannya telah menetap dan tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari tempat tujuan selanjutnya, manusia memiliki banyak waktu senggang yang kemudian dimanfaatkan untuk menyalurkan dan mengembangkan jiwa seninya. Pada masa panen padi atau tibanya kelompok pemburu, diduga manusia purba senang melakukan sambutan dengan upacara tarian dan nyanyian. Sayangnya, kesenian dalam bentuk nyanyian dan tarian memang sulit untuk dibuktikan keberadaannya, berbeda dengan seni rupa. Baca juga Revolusi Kebudayaan pada Zaman Neolitikum di Indonesia

Masabercocok tanam sering disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat praaksara. a. Kehidupan ekonomi Secara ekonomi, manusia pada periode ini telah berhasil mengolah makanan sendiri (food producing).
Oleh Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Masa bercocok tanam merupakan masa ketika manusia memenuhi kebutuhan hidup dengan cara pembukaan lahan untuk dijadikan ladang. Manusia pada masa ini mulai bercocok tanam dan hidup menetap dengan sederhana di sutau tempat dan berkelompok. Meski sudah mulai bercocok tanam, kebiasaan berburu dan mengumpulkan makanan tidak sepenuhnya ditinggalkan. Perubahan ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia prasejarah semakin terasah untuk menjawab tantangan alam. Jenis manusia pendukung masa ini yaitu Proto Melayu, di antranya suku Dayak, Toraja, Nias, dan Sasak. Masa bercocok tanam sering disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat praaksara. Baca juga Bagaimana Pola Makan Zaman Manusia Purba? Ciri-ciri masa bercocok tanam Berikut ciri-ciri kehidupan masa bercocok tanam, yaitu Kehidupan meramu dan berburu berubah ke bercocok tanam di ladang/sawah. Hidup berpindah-pindah berubah menjadi menetap/sedenter. Membuat peralatan hidup dari batu kasar menjadi batu halus. Kepercayaan mulai berkembang. Kehidupan masa bercocok tanam Masyarakat mulai meninggalkan cara-cara berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka sudah menunjukkan tanda-tanda akan menetap di suatu tempat dengan kehidupan baru, yaitu mulai bercocok tanam secara sederhana dan mulai memelihara hewan. Perubahan tata kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat terjadi secara perlahan. Daerahpenemuannya meliputi hampir seluruh Kepulauan Indonesia di bagian Barat. Sebelum lanjut membaca artikel baca juga artikel dibawah ini Begini Bentuk Kapak Pada Zaman Masa Bercocok Tanam - Fixcomart
Masa Bercocok Tanam – Hay sahabat semua.! Pada perjumpaan kali ini kembali akan sampaikan rangkuman materi tentang Masa Bercocok Tanam Apa Itu massa Bercocok Tanam? Masa bercocok tanam pada zaman praaksara ini terbentuk setelah melewati kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan, beralih ke kehidupan bertani. Mereka menganggap kehidupan nomaden kurang menguntungkan karena harus membuka ladang berulang kali. Selain itu, pertanian menjamin pasokan pangan yang cukup sepanjang tahun tanpa harus membuka kembali ladang. Selain pertanian, juga dikembangkan untuk peternakan. Orang-orang yang hidup selama periode pertanian ini diyakini selama Neolitik, era sebelum melek berkebun. Secara geografis, musim ini sangat bergantung pada cuaca dan cuaca alam. Karena itu diperlukan untuk pertanian. Hasil panennya juga akan sangat dipengaruhi oleh sifat tekstur tanah yang digunakan. Orang terkadang perlu beradaptasi dan belajar banyak dari pengalaman yang sudah mereka alami sebelumnya. Nah untuk melengkapi apa yang menjadi tema pembahasan kita kali ini, maka sebainya kalian simak semua ulasan selengkapnya berikut ini. Pengertian Masa Bercocok TanamCorak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok TanamJenis Manusia Pendukung Pada Masa Bercocok Tanam Homo MojokertensisMeganthropus PaleojavanicusHomo SoloensisCiri Ciri Kehidupan Pada Masa Bercocok TanamSistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam1. Bidang kepercayaan2. Bidang Social3. Bidang ekonomi 4. Bidang Budaya 5. Bidang teknologiAlat alat Peninggalan Masa Bercocok TanamBeliung persegiKapak lonjongMata panahGerabahPerhiasan Masa Bercocok Tanam Masa bercocok tanam adalah? suatu masa yang dimana pada saat itu manusia mulai dapat berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan hutan belukar sebagai ladang tempat perkebunan. Terjadinya Masa bercocok tanam dimana pada saat itu mereka mulai meninggalkan hidup berburu dan mulai mengumpulkan makanan yang bisa ditinggalkan dan kehidupan merekapun sudah mulai menetap pada suatu tempat. Dalam masa perkasa itu jenis manusia yang hidup dimasa bercocok tanam tersebut ialah ialah jenis manusia purba yang dikenal dengan homo sapiens, baik itu dari golongan mongoloid maupun golongan austromelanesoid. Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam Selain bercocok tanam manusia purba pun beternak hampir semua jenis hewan ternak mereka ternak seperti kerbau, sapi, kambing, ayam, kuda dan anjing. Masa bercocok tanam dan beternak tersebut dapat diperkirakan terjadi pada zaman Mesolitikum. padahal jenis manusia purba tersebut yang hidup pada masa itu adalah homo sapiens yang asalnya dari rumpun melayu. Pada masa bercocok tanam itu posisi hutan yang belukar dapat dimanfaatkan sehinga dijadikannya sebuah ladang dengan menanam tanaman seperti sayur mayur, ubi, padi, sukun, nangka, ketela, pisang dan kedelai. Dengan berjalannya waktu sampai tanah sekitar pun tidak dapat ditanami lagi sampai – sampai manusia purba tersebut mengharuskan berpindah mencari tanah yang jauh lebih subur. Sistem berlandang dan berternak secara berpindah ini dapat disebut juga bergumah. Kegiatan – kegitan seperti hal ini masih sering dijumpai di Indonesia seperti wilayah pedalaman kalimantan dan papua. Jenis Manusia Pendukung Pada Masa Bercocok Tanam Manusia Pendukung Pada Masa Bercocok Tanam Pada manusia purba yang berjenis Pithecanthropus Erectus dapat dikategorikan yaitu antara manusia dan kera. Selain didasarkan pada besarnya otak, juga didasarkan oleh ciri fisik yang lain. Tulang keningnya yang sangat lebih menonjol ke muka dan juga di atas bagian hidung menempel menjadi satu. Di atas tulang kening tulang dahinya itu terlihat licin ke arah belakang sehinga bisa dikatakan dahinya tidak ada. Penemuan manusia purba yang berjenis Pithecanthropus Erectus mendorong penemuan-penemuan yang lain. Homo Mojokertensis pertama kali fosil yang berjenis seperti mojokertensis ini ditemukan pertama kali olehVon Koenigswald ditahun1936 yang berbentuk tengkorak kanak-kanak dekat Mojokerto. Dari gigi-giginya tersebut dapat diperkirakan masih kanak-kanak dikarnakan gigi tersebut yang telah di teliti belum melewati umur lima tahun. Makhluk ini dinamakan Homo Mojokertensis. Memiliki tubuh yang tegap dan kekerMemiliki badan yang tingi dari 165 cm sampai 180 cmMemiliki tulang raham besar dan gigi graham yang kokohMemiliki bagian kening yang menonjol ke arah mukaTidak mempunyai dagu, sama seperti meganthropus fungsi otak tidak sempurna seperti halnya terlihat pada jenis homo, yakni sekitar 1. 300 cc volume otakMemiliki atas tulang tengkorak yang sangat tebal dan melonjongMemiliki alat pengunyah dan memakan segalanyaOtot tengkuk yang dominan kecil Meganthropus Paleojavanicus Kemudian pada tahun 1941, disuatu daerah yang diketahui dengan sebuatan Sangiran ,lembah Sungai Bengawan Solo Von Koenigswald menemukan bagian tulang rahang bawah yang lebih besar dan kokoh daripada rahang Pithecanthropus Erectus. Kemudian Von Koenigswald menyampaikan bahwa makhluk yang baru ditemukan tersebut lebih tua daripada Pithecanthropus Erectus mana pun. Mengingatnya bentuk badannya yang sangat besar , makhluk itu diberi nama Meganthropus Paleojavanicus. Mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm hinga180 cmMempunyai postur tubuh yang tegap dan kekerMempunyai volume otak 900 ccTonjolan pada bagian pada kening lebih tebal dan melintang sempai bawah pelipisnyaTidak mempunyai dagu dan hidung yang lebarMempunyai gigi, dan rahang yang kuat dan besarMakananannya jenis tumbuhan dan buah – buahan Homo Soloensis Kemudian jenis specis ini adanya dekat daerah Ngandong yang tepatnya kawasan lembah Bengawan Solo, Kabupaten Blora, yang mana telah ditemukan berapa macam fosil tengkorak oleh Von Koenigswald. Seperti yang sudah diketahui bahwa makhluk tersebut lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan sebagai manusia. Maka oleh karna itu, fosil-fosil tersebut dinamakan Homo Soloensis manusia dari Solo. Mempunyai tinggi badan 165cm sampai180 Badan yang tegap, tapi tidak setegap daya Volume otak berkisar 750cm sampai 1350 Tonjolan kening yang tebal dan melintang sampai bawah Hidung lebar dan tidak memiliki rahang kuat dan geraham yang berupa tumbuhan dan daging dagingan. Ciri Ciri Kehidupan Pada Masa Bercocok Tanam Berikut adalah ciri-ciri kehidupan pada masa bercocok tanam selain bertani mereka juga beternak, simak ulasan selengkapnya di bawah ini. Teknologi tersebut sudah menghasilkan kini alat kebutuhan telah masa ini lah manusia purba pun sudah hidup menetap di sebuah wilayah secara bantu yang dapat digunakan manusia purba pada masa bercocok tanam adalah kapak lonjong, kapak persegi dan mata mengenal aturan sistem barter yaitu seperti perdagangan yang dilakukan dengan saling tukar-menukar antara barang-dengan barang purba yang hidupnya dekat sekali dengan perairan dapat mengunakan transportasi menggunakan perahu bercadik. Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam Pada masa ini manusia purba pun telah dapat mengenal sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan inilah, manusia purba tersebut pada saat itu dibagi menjadi dua kepercayaan yaitu kepercayaan animisme dan kepercayaan dinamisme. 1. Bidang kepercayaan Ciri – Ciri dalam masa bercocok tanam food producing antara lain sebagai berikut. a. kepercayaan para masyarakat pada masa itu dapat diwujudkan dalam berbagai upacara tradisi dan upacara penguburan mayat yang dibekali dengan benda benda yang mereka miliki adanya kepala suku yang mempunyai kekuasaan serta tanggung jawab penuh terhadap kelompok- kelompok wujud dari kepercayaan tersebut terlihat dari hasilnya bangunan bangunan megah. 2. Bidang Social a. jumlah anggota kelompoknya semakin lama semakin banyak sehingga dibuat berkelompok dalam satu kapung manusia telah mendapatkan dan menguasai alam Hidup yang menetap merupakan awalnya perkembangan kehidupan manusia 3. Bidang ekonomi ciri kehidupan ekonomia. system perdagangan pada masa itu semakin berkembang seiringnya waktu dengan semakin berkembangnya kehidupan masyarakat. Bangunan yang memperlancar ekonomi diperlukn tempat khusus bagi pertemuan antara pedagang dan pembeli yang pada perkembangannya disebut dengan kata pasar .mereka pun sudah mengenal system tukar – menukar .hubungan antara masyarakat semakin erat dan baik dilingkungan daerah tersebut maupun diluar daerah. 4. Bidang Budaya yang ditinggalkan oleh kebudayaan oleh manusia purba pada masa bercocok tanam semakin mengalami peningkatan dan bentuknyapun sangat beragam,baik yang terbuat dari tanah liat,batu,maupun kebudayaan pada masa bercocok tanam,antara lain beliung persegi,kapak lonjong,dan Hasil Budaya yang mereka buat mengalami perkembangan yang sangat tajam, diiringi dengan meningkatnya perkembangan otak manusianya, yang mana mereka sudah mampu membuat beraneka ragam kebudayaan yang lebih baik dari sebelumnya. 5. Bidang teknologi Pada masa bercocok tanam mempunyai waktu luang yang panjang,yaitu masa penantian dari musim tanam sampai panen sehingga mengerakan manusia mengembangkan akalnya menciptakan teknologi – teknologi agar bisa memajukan teknik yang dikenal sebagai berikut. roda tatap batu. Alat alat Peninggalan Masa Bercocok Tanam Beliung persegi Beliung persegi Peralatan batu yang begitu sangat menonjol dari masa bercocok tanam. Bentuknya sangat mirip seperti cangkul, namun tidak sebesar cangkul zaman sekarang. Fungsinya dapat digunakan untuk mengolah kayu, sepertihalnya untuk membuat rumah dan perahu. Beliung persegi tersebut dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, yaitu nusa tenggara, sumatra, Jawa, Sulawesi, Adapun penemuan – penemuan diluar wilayah Indonesia yaitu di Semenanjung Melayu . Beliung persegi terbuat dari batu api. Kapak lonjong Kapak lonjong Kapak lonjong terbuat dari batu kali yang warnanya kehitam – hitaman. Kapak lonjong tersebut dapat dibuat dari jenis batu nefrit yang berwarna hijau lumut yang dapat diperoleh dari gumpalan batu yang diserpih atau bisa juga diperoleh dari kerakal yang sudah sesuai permukaan batu tersebut diratakan, setelah itu diasah sampai sangat halus. Kapak lonjong yang kecil fungsinya sebagai simbol atau benda wasiat. Kapak lonjong yang besar fungsinya sebagai cangkul sehinga bisa menggarap ladang dan sebagai kapak biasa. Kapak-kapak lonjong untuk keperluan upacara tertentu saja. Mata panah Mata panah Merupakan salah satu dari bagian dari perlengkapan berburu maupun menangkap ikan. Yang mana alat ini berfungsi untuk berburu dan mencari ikan sehingga dibentuk menyerupai mata gergaji namun bahan pembuatannya dari tulang. Hasil peninggalan dari zaman kehidupan bercocok tanam ini telah berhasil ditemui letaknya berada didalam gua dan goa tersebut berada tepat di pinggiran sungai. Kemungkinan juga terdapat mata panah yang dibuat dari sebuah kayu sampai saat ini masih digunakan oleh penduduk asli Papua , kalimantan. Untuk daerah yang banyak ditemukan mata panah tersebut adalah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Gerabah Masa Bercocok Tanam Pada saat berlangsungnya kehidupan manusia purba dizaman bercocok tanam. Dimana saat itu masih jarang pembuatan gerabah namun bergulirnya waktu bahkan hingga sampai saat kini mengalami kemajuan yang pesat sehinga ragamnya pun dapat bertambah banyak. Gerabah ini terbuat dari tanah liat yang di panasi oleh api. Gerabah tersebut fungsinya dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari, misalnya saja sebagai wadah tempat air, alat untuk masak , untuk menyimpan perhiasan dan aksesoris lain – lainnya hal tersebut untuk upacara keamanan dan ritual, misalny tempayan dan sebagai bekal dalam kubur. Perhiasan Masa Bercocok Tanam Pada masa itu kehidupan bercocok tanam sudah dikenal berbagai macam perhiasan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat perhiasan seperti tanah liat, batu kalsedon, batu agat, batu yaspur ; cokelat; merah; serta kulit kerang. Nah itulah yang sampaikan mengenai masa bercocok tanam, semoga ulasan ini dapat bermanfaat untuk sahabat sekalian.
Bacajuga: Bagaimana Kesenian Yang Berkembang Pada Masa Bercocok Tanam Kelebihan dan kekurangan Perbanyakan Tanaman secara Generatif. Organ terpenting dalam perkembangbiakan generatif adalah bunga. Kemudian akan terjadi proses penyerbukaan dan menghasilkan buah dengan di dalamnya biji. Kelebihan perbanyakan tanaman secara generatif ini antara lain. Ilustrasi kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam. Sumber foto masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam sering disebut juga sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat ini beralasan karena kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam mengalami perubahan baik dalam bidang ekonomi, sosial sampai bercocok tanam merupakan proses panjang dari usaha manusia prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidup pada periode-periode sebelumnya. Periode ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam terjadi pada masa dari buku Pengantar Antropologi, Koentjaraningkart, 2005, masa bercocok tanam dimulai sekitar tahun lalu, bersamaan dengan Zaman Neolitikum. Jenis manusia pendukung dari periode ini adalah Proto Melayu, antara lain suku Dayak, Toraja, Sasak, dan Nias. Mengenal Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Bercocok TanamKehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam mengalami banyak perubahan, namun satu hal yang bisa dipastikan adalah ciri-ciri dari masa bercocok tanam tersebut. Ciri-ciri masa bercocok tanam Perubahan dari food gathering ke food producing. Masyarakatnya mengenal bercocok tanam dan tinggal sudah menetap. Mengenal sistem pertukaran barang atau batu sudah diasah dan dihias. Ditemukannya kebudayaan kapak lonjong dan kapak persegi. Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam dari segi ekonomi mengalami perubahan karena telah berhasil mengolah makanan sendiri food producing. Masyarakat membuka hutan kemudian menanaminya dengan sayur dan buah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Binatang buruan yang dulunya mereka tangkap mulai dipelihara dan diternak. Diperkirakan pada masa ini mereka telah mengenal sistem pertukaran barang alias dari segi sosial, mereka beralih dari kegiatan mengumpulkan makanan ke kehidupan bercocok tanam. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat atau nomaden, tetapi menetap di suatu wilayah. Pemilihan tempat tinggal biasanya dipengaruhi oleh sumber air dan dekat dengan alam yang diolahnya. Karena mereka telah hidup menetap, maka akhirnya mereka hidup secara berkelompok dan membentuk perkampungan kecil. Kehidupan masa bercocok tanam dan hidup menetap ini berlangsung bersamaan dengan masa Neolitikum. Maka tak heran jika pada periode ini terjadi revolusi kebudayaan yang sangat besar dalam peradaban manusia. Ini dapat dilihat dari benda-benda peninggalannya berupa peralatan dari batu dan tulang yang telah diumpam diasah. Dari penemuan alat pemukul kayu, maka diduga pada masa bercocok tanam ini mereka sudah mengenal pakaian. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang. Terakhir, yang menarik dari kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam adalah sistem kepercayaannya. Mereka mengenal kepercayaan akan hal gaib dan orang yang meninggal akan memasuki alam lain. Berkaitan dengan kepercayaan ini, lalu muncul tradisi pendirian bangunan besar yang disebut tradisi megalitik. Secara umum, sistem kepercayaan pada masa ini dapat dibagi ke dalam dua aliran, yaitu animisme kepercayaan terhadap roh leluhur dan dinamisme kepercayaan terhadap benda gaib. DNR Padamasa bercocok tanam sudah dikembangkan kegiatan perekonomian yang berbasis agraris atau pertanian. Adapun sistem pertanian yang dikembangkan adalah berhuma (ladang berpindah). Terangkan tahap-tahap sistem berhuma! Jawab: Berikut tahap-tahap sistem berhuma. Membersihkan hutan atau sabana. Pohon dan semak-semak ditebang, kemudian se- ο»ΏBagaimana Kesenian Yang Berkembang Pada Masa Bercocok Tanam – Bercocok tanam adalah salah satu bentuk budaya yang terkenal di seluruh dunia. Pada masa ini, banyak kesenian yang berkembang sebagai akibat dari budaya bercocok tanam. Misalnya, di beberapa daerah di Eropa, banyak kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam. Di Inggris, misalnya, ada beberapa sekolah tari tradisional yang mengajarkan tarian bercocok tanam. Di Italia, ada banyak kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam, seperti musik tradisional dan tari. Di Asia, banyak kesenian yang berkembang sebagai akibat dari budaya bercocok tanam juga. Di Cina, ada banyak kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam, seperti musik dan tarian. Di Jepang, ada banyak kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam, seperti tari dan musik tradisional. Di Filipina, ada banyak kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam, seperti tari dan musik tradisional. Di Amerika Latin, banyak kesenian yang berkembang sebagai akibat dari budaya bercocok tanam. Di Meksiko, ada beberapa kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam, seperti musik dan tarian. Di Brazil, ada banyak kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam, seperti musik dan tarian. Di Venezuela, ada banyak kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam, seperti tarian dan musik tradisional. Dari beberapa contoh di atas, jelas bahwa banyak kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam. Kesenian ini merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang menjadi ciri khas dari masyarakat. Kesenian ini juga dapat menambah warna kepada budaya masyarakat dan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya bercocok tanam. Oleh karena itu, penting untuk mendorong dan mempromosikan kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam agar budaya ini tetap hidup dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Kesenian Yang Berkembang Pada Masa Bercocok – Bercocok tanam merupakan salah satu bentuk budaya yang terkenal di seluruh – Banyak kesenian yang berkembang sebagai akibat dari budaya bercocok tanam di berbagai daerah di Eropa, Asia, dan Amerika – Di Eropa, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam meliputi musik dan tarian – Di Asia, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam meliputi musik, tarian, dan musik – Di Amerika Latin, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam meliputi musik, tarian, dan musik – Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam adalah bagian dari kebudayaan yang menjadi ciri khas dari – Kesenian ini juga dapat menambah warna kepada budaya masyarakat dan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya bercocok – Penting untuk mendorong dan mempromosikan kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam agar budaya ini tetap hidup dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya. – Bercocok tanam merupakan salah satu bentuk budaya yang terkenal di seluruh dunia. Bercocok tanam merupakan salah satu bentuk budaya yang terkenal di seluruh dunia. Budaya ini merupakan cara untuk mengatur lahan pertanian dan menanam tanaman untuk makanan, pakaian, dan sumber daya lainnya. Bercocok tanam melibatkan proses yang panjang dan rumit, mulai dari memilih lahan yang tepat, menanam benih, merawat tanaman, dan mengumpulkan hasil panen. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam mencerminkan kehidupan para petani. Mereka menggunakan lukisan, lagu, tarian, dan drama untuk menyampaikan pesan yang berhubungan dengan pertanian. Misalnya, lukisan menggambarkan kehidupan petani, proses bercocok tanam, dan hasil panen. Lagu dan tarian mengekspresikan kegembiraan dan rasa syukur mereka atas panen yang berhasil. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam penting karena memungkinkan orang untuk saling berbagi informasi. Lukisan, lagu, dan tarian yang mereka lakukan merupakan cara bagi mereka untuk menyampaikan informasi tentang proses bercocok tanam dan cara menanam tanaman yang benar. Informasi ini penting untuk memastikan bahwa tanaman yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan hasil panen dapat dipanen dengan baik. Kesenian juga penting untuk membantu petani menghabiskan waktu luang mereka. Lagu dan tarian yang mereka lakukan merupakan cara bagi mereka untuk bersantai dan bersosialisasi dengan orang lain. Ini juga memungkinkan mereka untuk berbagi cerita dan menikmati kegiatan yang menyenangkan bersama-sama. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam juga penting untuk membantu petani mengungkapkan isi hati mereka. Lagu dan tarian yang mereka lakukan merupakan cara bagi mereka untuk mengungkapkan rasa malu, keputusasaan, kegembiraan, dan lainnya. Ini juga memungkinkan mereka untuk menyampaikan harapan dan aspirasi mereka. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat selama berabad-abad. Kesenian ini telah membantu petani menyampaikan informasi dan mengungkapkan isi hati mereka. Ini juga memungkinkan mereka untuk bersantai dan bersosialisasi dengan orang lain. Kesenian ini telah menjadi bagian penting dari budaya selama bertahun-tahun dan akan terus berkembang di masa depan. – Banyak kesenian yang berkembang sebagai akibat dari budaya bercocok tanam di berbagai daerah di Eropa, Asia, dan Amerika Latin. Kesenian merupakan bagian penting dari budaya manusia. Kesenian adalah cara manusia untuk mengekspresikan ide, emosi, dan pemikiran melalui tindakan yang ditampilkan, suara, gambar, atau benda-benda. Kesenian dapat berupa seni pertunjukan, lukisan, musik, pakaian, dan lain-lain. Budaya bercocok tanam merupakan sebuah budaya yang berkembang di berbagai daerah di Eropa, Asia, dan Amerika Latin. Budaya bercocok tanam berfokus pada pengelolaan tanah, penanaman tanaman, persiapan pupuk, dan perawatan tanaman. Di banyak daerah, budaya bercocok tanam telah berkembang selama ribuan tahun. Karena budaya bercocok tanam telah berkembang selama berabad-abad, banyak kesenian yang berkembang sebagai akibat darinya. Di Eropa, banyak kesenian yang berkembang yang mencerminkan budaya bercocok tanam. Musik tradisional Eropa yang mencerminkan budaya bercocok tanam adalah musik yang menggabungkan suara alat musik tradisional seperti gitar, rebab, dan biola dengan lagu-lagu tradisional yang berbicara tentang kehidupan bercocok tanam. Di banyak daerah Eropa, lagu-lagu ini masih dimainkan hingga hari ini. Di Asia, banyak kesenian tradisional yang berkembang karena budaya bercocok tanam. Di India, banyak kesenian yang berkembang yang mencerminkan budaya bercocok tanam, termasuk musik, tarian, dan lukisan. Di Korea, musik dan tarian tradisional yang bercerita tentang budaya bercocok tanam masih dimainkan hingga hari ini. Di China, banyak kesenian yang berkembang karena budaya bercocok tanam, termasuk musik tradisional dan lukisan. Di Amerika Latin, budaya bercocok tanam telah berkembang selama bertahun-tahun. Di daerah-daerah ini, banyak kesenian yang berkembang karena budaya bercocok tanam. Di Peru, lagu-lagu tradisional yang bercerita tentang budaya bercocok tanam masih dimainkan hingga hari ini. Di Meksiko, banyak kesenian yang berkembang karena budaya bercocok tanam, termasuk musik tradisional dan tarian. Di sebagian besar Amerika Latin, lukisan yang mencerminkan budaya bercocok tanam masih banyak ditemukan. Kesimpulannya, banyak kesenian yang berkembang sebagai akibat dari budaya bercocok tanam di berbagai daerah di Eropa, Asia, dan Amerika Latin. Kesenian ini meliputi musik, tarian, lukisan, dan lain-lain. Kesenian ini mencerminkan budaya bercocok tanam yang telah berkembang selama berabad-abad. Kesenian ini telah menjadi bagian dari budaya di daerah-daerah tersebut dan masih dimainkan hingga hari ini. – Di Eropa, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam meliputi musik dan tarian tradisional. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam adalah salah satu cara yang digunakan untuk merayakan dan menghargai budaya bercocok tanam. Kesenian ini telah berkembang selama berabad-abad dan masih populer hingga hari ini di seluruh dunia. Kesenian ini telah mengalami banyak evolusi sejak diawali oleh generasi pertama petani, yang menggunakan musik dan tarian untuk merayakan hasil panen, perayaan musim, dan lainnya. Musik dan tarian ini telah menjadi bagian dari budaya dan seni budaya petani di seluruh dunia, dan terus berkembang hingga hari ini. Di Eropa, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam meliputi musik dan tarian tradisional. Musik dan tarian ini berasal dari berbagai budaya dan tradisi yang telah lama ada di Eropa. Musik dan tarian ini biasanya menggunakan alat musik tradisional seperti biola, gitar, dan lainnya, serta lagu-lagu tradisional yang menceritakan kisah-kisah petani dan budaya bercocok tanam. Tarian kesenian bercocok tanam juga populer di Eropa. Tarian ini biasanya menggambarkan kehidupan petani dan budaya bercocok tanam. Beberapa tarian yang populer di Eropa meliputi tarian polka, jig, dan lainnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang duduk bersama-sama untuk menari dan bernyanyi. Kesenian bercocok tanam di Eropa juga mencakup seni lukis dan patung. Seni lukis ini biasanya menggambarkan kehidupan petani dan budaya bercocok tanam di Eropa. Banyak lukisan ini menggambarkan kehidupan petani yang keras dan sulit, serta menggambarkan budaya bercocok tanam yang kaya dan beragam. Patung-patung ini biasanya menggambarkan budaya bercocok tanam dan kehidupan petani di Eropa. Kesenian bercocok tanam telah berkembang selama berabad-abad dan masih populer di seluruh dunia, terutama di Eropa. Musik dan tarian tradisional, seni lukis dan patung, dan lainnya adalah beberapa contoh kesenian yang berkembang di Eropa dan di seluruh dunia. Kesenian ini memberikan gambaran yang jelas tentang budaya bercocok tanam dan bagaimana para petani telah menggunakannya untuk merayakan dan menghargai budaya bercocok tanam. – Di Asia, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam meliputi musik, tarian, dan musik tradisional. Kesenian tradisional yang berkembang pada masa bercocok tanam di Asia sangat beragam dan bersifat khas daerah. Kesenian tradisional ini sering digunakan untuk memperingati atau memperingati kebudayaan lokal. Musik, tarian, dan musik tradisional adalah tiga bentuk kesenian yang paling umum. Musik tradisional yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam di Asia terutama berasal dari India, Cina, dan Jepang. Musik tradisional India biasanya dibawakan dengan tabla, sitar, dan harmonium. Musik tradisional Cina biasanya menggunakan instrumen seperti erhu, pipa, dan gong. Musik tradisional Jepang menggunakan instrumen seperti shamisen, taiko, dan koto. Tarian yang berkembang pada masa bercocok tanam di Asia juga bermacam-macam. Di India, tarian tradisional biasanya menggunakan aliran klasik India seperti Kathak, Bharatanatyam, dan Odissi. Di Cina, tarian tradisional yang paling populer adalah tarian liong dan tarian lebah. Di Jepang, tarian tradisional yang paling populer adalah tarian bon-odori dan tarian yosakoi. Musik tradisional juga merupakan bagian yang penting dari kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam di Asia. Musik tradisional India menggunakan instrumen seperti tabla, sitar, dan harmonium. Musik tradisional Cina menggunakan instrumen seperti erhu, pipa, dan gong. Musik tradisional Jepang menggunakan instrumen seperti shamisen, taiko, dan koto. Musik tradisional ini biasanya dimainkan di acara-acara khusus seperti pesta bercocok tanam atau festival budaya. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam di Asia telah menjadi bagian penting dari budaya daerah dan telah mengalami perkembangan yang luar biasa selama beberapa abad. Musik, tarian, dan musik tradisional telah menjadi bagian penting dari kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam di Asia. Musik, tarian, dan musik tradisional ini telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat setempat dan telah diteruskan melalui generasi-generasi. – Di Amerika Latin, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam meliputi musik, tarian, dan musik tradisional. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam di Amerika Latin adalah sebuah aspek penting dari budaya bercocok tanam. Musik, tarian, dan musik tradisional semuanya memainkan peran besar dalam pemahaman budaya bercocok tanam. Musik tradisional adalah salah satu prinsip penting dalam berbagi cerita, membuat komunitas, dan menyatukan orang-orang untuk mengekspresikan dan berbagi. Musik tradisional di Amerika Latin mencakup berbagai macam genre, seperti musik campesina, huayno, mariachi, dan bachata. Musik ini membawa nuansa budaya bercocok tanam yang kuat. Musik campesina adalah salah satu jenis musik tradisional yang paling populer di Amerika Latin. Genre ini dianggap sebagai salah satu dari musik bercocok tanam yang paling otentik, karena sama sekali tidak dipengaruhi oleh musik dari luar daerah. Musik ini juga mencerminkan budaya bercocok tanam karena menggambarkan kehidupan petani dari berbagai daerah di Amerika Latin. Tarian juga merupakan bagian penting dari budaya bercocok tanam di Amerika Latin. Tarian tradisional telah menjadi bagian dari budaya petani selama berabad-abad. Tarian ini menggambarkan berbagai aspek budaya bercocok tanam, seperti fesyen, musik, dan ritual. Beberapa tarian tradisional yang populer di Amerika Latin meliputi tarian zapateado, tarian Jarabe Tapatío, dan tarian bailecito. Musik tradisional juga memainkan peran penting dalam budaya bercocok tanam di Amerika Latin. Musik ini dapat ditemukan di berbagai daerah, dan mencakup berbagai jenis genre, seperti musik campesina, huayno, mariachi, bachata, dan lainnya. Musik tradisional seringkali menggambarkan kehidupan petani di Amerika Latin, dan juga mendorong rasa kekompakan di antara orang-orang yang berpartisipasi. Dengan demikian, kesenian yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam di Amerika Latin mencakup musik, tarian, dan musik tradisional. Musik dan tarian ini menggambarkan berbagai aspek budaya bercocok tanam dan menyatukan orang-orang di wilayah tersebut. Musik tradisional juga menjadi salah satu prinsip penting dalam berbagi cerita, membuat komunitas, dan menyatukan orang-orang untuk mengekspresikan dan berbagi. – Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam adalah bagian dari kebudayaan yang menjadi ciri khas dari masyarakat. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam adalah bagian dari kebudayaan yang menjadi ciri khas dari masyarakat. Bercocok tanam merupakan keterampilan yang sudah ada sejak lama, yang mencakup perawatan tanah, penanaman, pengelolaan, dan pemeliharaan tanaman. Selain itu, kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam juga mencakup beragam bentuk kesenian, seperti tarian, musik, lagu, dan lain-lain. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam dapat ditelusuri hingga masa Neolitik, yaitu sekitar tahun yang lalu. Pada masa ini, kebudayaan dan kesenian telah menjadi bagian dari masyarakat yang mencakup berbagai tradisi dan adat istiadat. Tradisi dan adat istiadat yang menjadi ciri khas masyarakat tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan seperti pemeliharaan tanah, pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam dapat dilihat dengan jelas di berbagai budaya di seluruh dunia. Di Asia, contohnya, kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam terdiri dari tarian, lagu, musik, dan lain-lain. Tarian adalah salah satu bentuk kesenian yang paling populer. Tarian yang berkembang pada masa ini biasanya menceritakan tentang berbagai aktivitas yang terkait dengan pertanian dan menggambarkan budaya dan nilai-nilai masyarakat. Selain tarian, musik juga merupakan kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam. Musik yang berkembang pada masa ini biasanya menggunakan instrumen tradisional yang berasal dari berbagai budaya. Contohnya, di Jepang, musik yang berkembang pada masa bercocok tanam biasanya menggunakan instrumen musik tradisional seperti shamisen, taiko, dan lain-lain. Lagu juga merupakan salah satu bentuk kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam. Lagu yang berkembang pada masa ini biasanya menceritakan tentang kehidupan petani, perjuangan hidup, cinta, dan lain-lain. Di Jepang, contohnya, lagu yang berkembang pada masa bercocok tanam adalah lagu-lagu folk yang menceritakan tentang kehidupan petani dan kehidupan di desa. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam sudah menjadi bagian dari banyak budaya di seluruh dunia. Kesenian ini menggambarkan kehidupan petani, perjuangan hidup, cinta, dan lain-lain. Kesenian ini juga dapat menginspirasi generasi muda untuk bersyukur atas keterampilan bercocok tanam yang telah diajarkan selama bertahun-tahun. Dengan demikian, kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam akan terus berkembang dan berkembang di masa yang akan datang. – Kesenian ini juga dapat menambah warna kepada budaya masyarakat dan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya bercocok tanam. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang digunakan oleh masyarakat untuk menghibur diri dan membangkitkan semangat. Kesenian ini dapat berupa lagu-lagu, tarian, drama, dan lain-lain. Kesenian ini telah ada sejak zaman dahulu dan telah berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan budaya. Kesenian bercocok tanam dapat menjadi sarana untuk menghibur masyarakat yang sedang mengerjakan pekerjaan, seperti menanam, menggarap, dan mengumpulkan hasil panen. Kesenian ini juga dapat mengurangi stres dan kejenuhan yang mungkin dirasakan oleh masyarakat pada saat bekerja. Selain itu, kesenian ini juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan orang lain. Melalui kesenian bercocok tanam, masyarakat dapat berbagi cerita, gagasan, dan pengalaman dengan orang lain. Selain itu, kesenian bercocok tanam juga dapat menambah warna kepada budaya masyarakat. Melalui lagu-lagu, tarian, dan drama, masyarakat dapat mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan pengalaman mereka dengan cara yang menyenangkan. Kesenian ini dapat menjadi cara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan budaya bercocok tanam. Kesenian bercocok tanam juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya bercocok tanam. Melalui kesenian ini, masyarakat dapat lebih menghargai dan menghormati budaya bercocok tanam. Masyarakat juga akan lebih menyadari pentingnya menjaga lingkungan dan menghargai hasil panen. Kesenian bercocok tanam juga dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai budaya bercocok tanam kepada anak-anak. Melalui kesenian ini, anak-anak dapat memahami tentang pentingnya budaya bercocok tanam dan bagaimana cara menjaga alam sekitar. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat. Kesenian ini dapat menjadi sarana untuk menghibur masyarakat, menambah warna kepada budaya masyarakat, dan meningkatkan kesadaran terhadap budaya bercocok tanam. Kesenian ini juga dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai budaya bercocok tanam kepada anak-anak. Dengan demikian, kesenian bercocok tanam dapat membantu masyarakat untuk menghargai dan menjaga lingkungan sekitar. – Penting untuk mendorong dan mempromosikan kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam agar budaya ini tetap hidup dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Kesenian memiliki peran penting dalam kehidupan sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Kesenian tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga merupakan cara bagi masyarakat untuk mengekspresikan ide-ide dan nilai-nilai mereka yang disampaikan melalui budaya. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam mencerminkan kehidupan orang yang hidup di lingkungan yang banyak terpengaruh oleh budaya pertanian. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama bagi kebanyakan masyarakat petani, dan kesenian yang berkembang pada masa ini mencerminkan kehidupan yang didasarkan pada budaya pertanian. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam biasanya berfokus pada pengalaman hidup petani. Musik dan tarian yang populer pada masa ini biasanya mencerminkan kehidupan dan pengalaman mereka sebagai petani. Musik dan tarian yang dikembangkan pada masa ini biasanya ditujukan untuk mengungkapkan rasa syukur, lega, dan kegembiraan yang dirasakan oleh petani dalam menghadapi hasil panen yang baik. Musik tradisional yang berkembang pada masa bercocok tanam biasanya berasal dari alat musik tradisional. Alat musik ini dapat berupa rebana, gendang, seruling, dan lain-lain. Musik ini dibuat untuk mengiringi tarian yang biasanya terdiri dari gerakan yang bervariasi. Gerakan ini biasanya diilustrasikan dengan menggunakan alat pertanian seperti cangkul, sawah, dan lain-lain. Tarian tradisional juga populer pada masa bercocok tanam. Tarian ini biasanya ditujukan untuk mengekspresikan rasa syukur atas panen yang baik atau untuk menghibur masyarakat di sekitar petani. Tarian ini biasanya diiringi oleh musik yang bervariasi, terutama musik yang dibuat dengan alat musik tradisional. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam sangat penting untuk mempromosikan budaya pertanian. Dengan mengembangkan dan mempromosikan kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam, masyarakat dapat memastikan bahwa budaya ini tetap hidup dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam memiliki makna yang luas, yang meliputi hiburan, ekspresi, dan penghormatan. Dengan mengembangkan dan mempromosikan kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam, masyarakat dapat memastikan bahwa budaya pertanian tetap hidup dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Petani juga dapat mengamati dan menghargai nilai-nilai budaya yang telah mereka wariskan kepada generasi berikutnya. Kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam akan terus menjadi bagian dari budaya masyarakat petani dan akan tetap hidup melalui generasi-generasi berikutnya. AlatAlat atau Perkakas yang Digunakan pada Masa Berburu, Meramu dan Bercocok Tanam di Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara atau Zaman Manusia Purba, Berikut ini akan kita bahas tentang peradaban awal di kepulauan indonesia, menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia, corak kehidupan manusia praaksara, corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara, corak kehidupan zaman pra aksara

- Setelah cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia menginjak suatu periode yang disebut masa bercocok tanam. Masa ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena terdapat sejumlah penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam. Masyarakatnya telah hidup menetap dengan membentuk perkampungan serta mampu mengelola pertanian dan mengembangbiakkan semua wilayah di dunia mengalami periode ini, tetapi awal mula dan berlangsungnya berbeda-beda di setiap tempat, begitu pula di Kepulauan Indonesia. Lantas, bagaimana kehidupan pada masa bercocok tanam di Indonesia?Manusia pendukung Ciri-ciri manusia yang berdiam di Indonesia pada masa bercocok tanam tidak diketahui pasti, karena tidak ada temuan rangka yang cukup utuh dari periode ini. Namun, para ahli meyakini bahwa manusia yang hidup pada masa bercocok tanam di Indonesia barat mendapat pengaruh besar dari ras Mongoloid. Hal ini sesuai dengan keadaan di negeri tetangga, yakni Thailand, Vietnam, dan Malaysia, yang pada masa ini populasinya memperlihatkan ciri-ciri ras Mongoloid. Selain itu, rangka manusia Megalitik dari Bali juga menyokong pendapat itu, karena giginya menunjukkan ciri-ciri Mongoloid. Akan tetapi, keadaan di Indonesia timur berlainan, di mana manusia yang hidup di wilayahnya lebih dipengaruhi oleh unsur-unsur Australomelanesid.

Mengenalcara berladang. Pembukaan lahan dilakukan dengan cara menebang dan membakar hutan. 4. Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan. 5. Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan keladi, sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak, dan sebagainya. 6. Kebersamaan dan gotong royong mereka junjung tinggi.
Masa bercocok tanam disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan manusia praaksara. Perubahan besar dan sangat pesat salah satunya terjadi pada bidang kesenian. Lantas, bagaimana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam? Seni suara dan seni tari Kesenian dikenal oleh masyarakat praaksara sejak zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Saat itu, mulai berkembang seni lukis, yang dibuktikan dengan temuan lukisan-lukisan di dinding gua tempat manusia purba tinggal. Pada masa berikutnya, yakni masa bercocok tanam, kesenian mengalami perkembangan pesat dan tidak lagi terbatas pada seni lukis. Pada masa bercocok tanam, manusia mulai hidup menetap dan mampu mengolah lahan pertanian. Oleh karena kehidupannya telah menetap dan tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari tempat tujuan selanjutnya, manusia memiliki banyak waktu senggang yang kemudian dimanfaatkan untuk menyalurkan dan mengembangkan jiwa seninya. Pada masa panen padi atau tibanya kelompok pemburu, diduga manusia purba senang melakukan sambutan dengan upacara tarian dan nyanyian. Sayangnya, kesenian dalam bentuk nyanyian dan tarian memang sulit untuk dibuktikan keberadaannya, berbeda dengan seni rupa. Walaupun bukti yang meyakinkan tidak dapat ditemukan, kiranya dapat diduga bahwa pada masa bercocok tanam telah berkembang semacam tarian sakral yang berhubungan erat dengan kehidupan keagamaan. Tarian yang sudah tercipta diperkirakan menggunakan gerakan tangan dan kaki yang masih sangat sederhana. Bukti yang berkaitan dengan lagu atau nyanyian juga sulit ditemukan, tetapi masyarakat masa itu telah mengenal bahasa sederhana sebagai alat komunikasi, sehingga tidak mustahil bagi seni suara untuk berkembang. Seni ragam hias Selain peralatan dari batu yang telah dihaluskan, salah satu hasil budaya pada masa bercocok tanam adalah gerabah. Gerabah adalah peralatan rumah tangga seperti tempat menyimpan makanan, memasak, dan menyimpan air, yang terbuat dari tanah liat. Pada masa bercocok tanam, teknik pembuatan gerabah masih sangat sederhana. Kendati demikian, manusia purba telah mengenal pola hias yang sederhana, misalnya berupa anyaman, garis-garis sejajar, dan pola lingkaran. Pola hias yang sederhana juga ditemukan pada benda-benda yang memiliki fungsi berkaitan dengan keagamaan. Misalnya sarkofagus dan arca-arca batu yang dibuat dengan memerhatikan segi estetika. Seni kriya Mengembangkan kemampuan seni menganyam manik-manik atau batu-batu yang indah sebagai perhiasan. Selain manik-manik, manusia purba yang hidup di tepi pantai juga membuat perhiasan seperti kalung dan gelang dari kulit kerang. Di Indonesia, perhiasan karya manusia purba banyak ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dari temuan di Tasikmalaya, diketahui bahwa bahan-bahan gelang umumnya terdiri atas batu pilihan, seperti agat, kalsedon, dan jaspis berwarna putih, kuning, cokelat, merah, serta hijau. Referensi Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto Eds. 2008. Sejarah Nasional Indonesia I Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta Balai Pustaka.
iZRZ.
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/353
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/221
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/6
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/365
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/108
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/189
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/378
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/55
  • 3crnhpqwn6.pages.dev/69
  • bagaimana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam